Perjalanan wahana yang pernah saya takutkan kini hampir lima purnama saya lalui, takut itu berubah menjadi nyaman, penasaran akan perjalanan telah terjadi hingga tahu arti dari sebuah pernikahan.
Menikah itu bukan tentang sama siapa tetapi bagaimana bisa bersamanya dan kisah ini terjadi seperti terlahirnya saya di dunia ini saya tidak melakukan peran apapun hanya diam menerima ketetapan dan menerima peran apa yang harus di jalankan, di persatukan dengan seorang pria yang saya tak tahu namanya , tak tahu sifatnya dan tak tahu kesukaannya semua seolah olah nanti itu urusan belakangan biarkan saya bersatu dulu hingga setelah janji bersama berkomandang saya seolah terjebak dalam kondisi bertemu dengan orang lain orang yang tak saya kenali tiba-tiba harus ku dampingi setiap sela perjalanan di kehidupan ini.
Diam, itu bukan kondisi tetapi karakter dia seperti semua yang ada pada dirinya adalah balikan dari apa yang ada dalam diri saya,
Diam, bukan sedang menutup mulut tetapi dia memang tak terbiasa bercerita atau sekedar melepaskan sedikit candaan , benar-benar bukan diri saya.
Dia tak suka keju, makanan pedas, minuman dingin dan itu semua adalah favorit saya.
Saya yang benci kopi malah menjadi terfavoritnya
Saya dan dia seperti bumi dan langit sangat berbeda, sangat bertolak belakang dan bagaimana caranya agar bisa bersatu untuk tujuan yang sama.
Saya extrovert dia introver
Saya periang dia pendiam
Saya bukan dia
Dia bukan saya
Lalu waktu dan alam menyegerakan kami bersatu dan bersama selamanya.
Bukan masalah bisa atau mampu melaluinya tetapi bisakah saya menjadi dia dan dia menjadi saya.
Saling terbuka untuk hubungan yang lebih baik, saling menurunkan ego demi kehidupan ekspetasi sebelum bertemu.
Semua doa doa selama penantian memang tak terwujudkan akan tetapi di sinilah letak agar lahir doa doa baru, bertemu dengan seseorang yang bukan dalam doa kita selama ini mengajarkan agar mengubah doa yang baru dan belajar menerima segala yang berbeda dengan diri ini.
Perjalanan waktu perjalanan penantian sudah terwujud, kini wujudkan apa yang ingin kau wujudkan. Buka mata buka hati ulurkan derai egois dan siap bersamanya sampai mati siap atau tidak, ada cinta atau tidak itu bukan lagi sebuah prolog.
Mari berperan sesuai kewajiban masing-masing karena Allah karena dia penentu dari kisah ini, karena Allah saya jalani semua ini, karena Allah hanya karena Allah, cinta karena Allah ❤️
#myjournal