Yang memberikan arti kehidupan
Ruang yang lapang dan satu tangkai bunga yang indah di sudut ruang
Tapi sang bunga yang katanya indah tak memiliki bunga hanya dedaunan yang pelan-pelan gugur satu persatu
Sang tuan mulai menyalahkan sang tanah
Mungkin ini tanah yang kurang bagus untuk menjalani sebuah proses fatamorgana
Tapi sang bunga menyakinkan si tanah untuk tidak retak dengan segala hinaan sang tuan
Tetapi bukannya merasa damai sang tanah malah mengeluarkan segala kejelekan yang ada padanya.
Sang bunga menjadi lemah dia tak tahu titik salahnya ada di mana karena sang bunga yakin semua ada pada taqdirnya masing-masing. Dengan terluka sang bunga menyaksikan daun demi daun meninggalkannya.
Hingga tersisa satu daun lagi sang bunga tak sanggup lagi menahan luka, apa yang kau harapkan dari ini pergilah daun dan tinggalkan aku sendiri, ucap bunga sambil melepaskan diri dari sang tanah.
Apakah kau tak ingin ikut denganku saja,? Tinggalkan segala yang melukai isi hatimu menjauhi semua yang tak percaya akan cita-citamu terbang jauh dari para pembencimu
Mengapa kau harus bertahan dengan sosok yang hanya bisa menyalahkanmu, matilah bersamaku agar tak ada lagi air mata hari ini
Sejujurnya kamu daun terakhir tetapi seolah-olah kata yang kau uraikan lebih kejam dan lebih menyakiti hati, dengan begitu pula kau tak menyakini akan sebuah keajaiban.
Baiklah tinggallah kau tunggu saja keajaiban itu memecahkan segala egomu dan egonya, nikmati saja segalanya peluk erat saja ruang kosong ini sendirian tapi ingat kamu jangan menangis lagi.
Tak ada daun lagi selain tiang besar menerima segala ketetapan yang orang lain memanggilnya 'tak ada harapan' akankah hari demi hari membawa sebuah rahasia Tuhan.
Sangat disayangkan keajaiban itu memang tak ada dibumi ini yang ada hanya keberuntungan yang ada di garis tangan masing-masing.
Ruang lapang itu hanya tersisa pot dan tanah yang mengering tak ada yang mampu melunakkan kembali si tanah, kerasnya seperti batu yang walau tersentuh air tak akan pernah basah.
Hingga sang tanah terluka ia melukai dirinya sendiri dengan perbuatannya, ia ingin ada sosok yang mendampingi di sisa perjuangannya tetapi tak ada yang menghampiri
Ia merindukan sosok yang sangat semangat menanti keajaiban tak ada lagi suara sumbang yang dulunya selalu menganggu disetiap pagi bahkan hingga malam
Dahulu ia bergumam cepatlah waktu berlalu tak lantas angin sore kunikmati dengannya tetapi sekarang dia malah menarik kisah masa lalu.
Andai saja sang tuan tak mengumpat bunga dan tak menuduh sang tanah bisa saja mereka saat ini memiliki bunga yang sangat indah tapi sayang seribu sayang mereka mendengarkan ucapan sang tuan dan malah tarik ulur waktu untuk berpisah
Sang tuan datang membawa satu pot baru berisi bunga mawar yang indah daunnha sangat segar serta tanah yang sangat subur , tuan menyimpannya tepat didepan mata.
Terlihat begitu besar perbedaan taqdir diantara mereka hingga tanah lusuh mencoba menyapa dan menanyakan bagaimana bisa kau tumbuh dengan indah wahai bunga
Sang bunga mawar berucap dengan pelan ini semua keajaiban dahulu aku tak ada di dunia ini tetapi berkat tangkai yang kokoh dengan segala impiannya aku ada disini saat ini, belum lagi kepercayaan yang tanah ini berikan pada kami tanah ini dulunya tak baik tapi setiap malam daun daun berdoa agar kami bisa tumbuh bersama mereka berkata ingin sekali melihat mawar merah.
Dan lahirlah sebuah kebahagiaan diantara kepercayaan, dimana pun berada dan dengan siapapun kau akan jadilah dirimu sendiri maka kebahagiaan itu akan menghampiri.
Daer, tangkai tanah daun jadilah pribadi yang baik kalau tak bisa mewujudkan mimpi orang lain maka jangan patahkan mimpi itu.