Anak manusia itu kembali menebarkan lembaran lembaran biru penebar senyum kebahagiaan
namun sayang angin pagi hari itu tak sempat tertiup ditangan kecilku, atau kesengajaan tak memandangku
hanya karena aku kecil, aku hina aku tak berarti pada sajak sajak pemimpin
ataukah kini dunia sudah berbalik kiri hingga angin anak itu tak mengenaliku
aku menyendiri di tengah arus air mataku yang sudah tumbah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar