Sejatinya waktu memang terus berputar melangkah melaju berganti-ganti hingga lahirlah esok hari terus menerus, mungkin banyak sebagian orang tak pernah memikirkan tentang perubahan yang terjadi padanya seolah hari ini masihlah dirinya yang kemarin dan percaya kalau dirinya masih sama
Tetapi pada hakikatnya segala yang terlihat di mata perlahan merubah suatu pola pandangan, segala yang terdengar merubah pola ucap dab segala yang menghampiri menjadikan pola baru pada karakter tetapi waktu tak menjelaskan dengan singkat terkadang diantara kita tak menyadarinya bahwa dalam setahun kebaikan kita bisa berubah menjadi keburukan dan begitu pula sebaliknya
Dan dalam rentang dua tahun metamorfosi diri kembali merasuki hati, dulunya saya berada pada zona nyaman di mana segala keputusan ada di tangan menikmati waktu dengan terserah menjalini hari dengan penuh kebebasan asal dalam batasan dan kini zona nyaman itu sudah sulit di dapatkan
Memasuki zona yang baru seolah waktu saya bukan untuk saya lagi ada banyak tanggung jawab yang harus kujalani semenjak mengarahkan hati mengambil sebuah amanah yang sangat besar yaitu menjadi pembina atau Guru Asrama di sekolah puteri Darul Istiqamah sekolah yang sama saya habiskan masa remaja smp-sma dan mengabdi lalu membebaskan diri kemudian terjun kembali ke tempat yang sama.
Apa iya saya di sini di butuhkan?
Jawabannya tidak begitu penting tetapi atas metamorfosis diri saya menjawab iya sebagaimana dulu ketika saya santri membutuhkan pembina
Apa iya saya pembina yang baik?
Jawabannya bukan, saya adalah pembina yang buruk yang masih terus belajar memperbaiki diri sendiri dan masih berusaha mencari Ridho Allah
Apa iya saya pembina yang mengerti santri? Jawabannya Iya saya sangat mengerti apa yang di inginkan dan di harapkan oleh santri pada pembinanya dulu saya juga santri
Apa iya saya akan pembina terus?
Jawabannya tidak karena waktu akan terus berjalan seiring dengan ketetapanNya semua bisa berubah sebagaimana berubahnya sekolah ini yang saya saksikan sendiri
Segala yang terjadi dengan sendirinya mengubah diri ini menjadi lebih sadar betapa dahulu Guru-guru ingin melihat santri menjadi baik bagaimana pembina yang bertugas menjalankan segala aturan dan sistem yang berlaku
Dulu saya pernah marah dan benci ketika pembina mengadu tentang keburukan yang saya lakukan ternyata semata-mata ingin melihat saya lebih baik tetapi pola pikirku selalu menganggap kalau dia memang membenci saya dan mungkin saat ini santri yang saya bina merasakannya. Keadaan yang serba salah ternyata segala yang mengarahkannya pada kebaikan malah di anggap kejahatan ada beberapa yang membenci karena di saya marahi dan tengur secara kasar, saya akui saya yang salah tetapi kemarahannya membuat saya tidak nyaman ingin sekali berdamai dengan semua santri tetapi kembali lagi pada waktu saya santri betapa saya marah terhadap pembina gara-gara hal yang membuat saya kecewa dan bagi saya pembina dan santri saling kecewa itu lumrah, tak apa itu akan jadi kenangan untuk dia sebagaimana saya mengenang pembina saya terdahulu.
Segala rentang waktu yang terjadi menjadikan kisah saya menjadi kisah yang berbeda, pengalaman saya yah pengalaman saya dan kini saya tetap merasa haus akan didikan dan masih ingi terus belajar akan arti kehidupan umyang saya jalani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar