5/11/18

Review 212 the power of love



Review film 212 the power of love yang mengajarkan arti cinta yang berbeda.

Alhamdulillah pertama-tama saya mau ucapkan banyak terimah kasih kepada tim produksi film yang unik ini atas kesungguhannya menyelesaikan hingga menanyangkan film ini, terimah kasih bapak Jastis Arimba sudah berkarya hebat dan semua orang yang mendukung film ini. *kenapa saya kayak jadi pemainnya 😁

Oke pertama saat tau film ini sudah tayang tanggal 9 mei 2018 saya benar-benar tidak bisa meninggalkan pekerjaan hingga ada rasa bersalah kalau tidak nonton di hari pertama seperti tidak memberikan dukungan tetapi besoknya sudah ada niat walaupun Jumat juga bakal nobar bersama Meyda Safira pemeran Yasna di 212 the power of love tetapi rasa penasaran tidak mau menunggu akhirnya menuju CGV daya untuk membeli tiket, awalnya mau nonton di jam 10 tapi sepertinya kepagian pas sampai disana emang masih sepi padahal sudah mau jam 12 siang langsung pilih kursi yang tayang kedua yaitu jam 12 :00 dan ini kali pertama nonton di CGV biasa nonton di 21 atau XXI dan finally akhirnya nonton deh...


Pemeran Rahmat yang di mainkan Fauzi Badillah sangat unik itu kenapa di awal saya bilang film ini film yang unik kayaknya tidak ada aktor yang pas kali bukan Fauzi badillah resek dan sombongnya itu emang fauzi badillah tapi sempat emosi juga ketika Rahmat terlalu angkuh untuk sadar posisinya sebagai anak yang masih memiliki orangtua, bagi saya peran Rahmat benar-benar real di luar sana memang banyak yang seperti Rahmat anak kiyai tetapi tidak mewarisi ketaqwaan orangtua

Peran pendukung juga ndak kalah unik apalagi Adhin karakternya super unik pokoknya film ini menampilkan karakter-karakter yang baru yang real di dunia nyata apalagi seperti  teman perempuan wartawan rahmat yang fobia islam karena belum kenal islam saja. Pemeran kiyai Ayah Rahmat super total aktingnya natural seperti pemeran senior yang handal Top deh

Peran pemain 9/10 alur cerita 8/10 gambar 9/10 keseluruhan film ini 9 recomended untuk para alumni aksi 212 biar flashback makin ingat perjuangan kita yang masih belum lama terus makin cinta Al-Qur'an makin yakin Indonesia bisa !!! Islam bisa !!! Kita semua bisa !!! Untuk makin mengencangkan tali persaudaraan jangan sampai ada karakter rahmat pada kita yang Anti Islam.. *naudzubillah

Okey awalnya saya pikir film ini akan fokus pada aksi 212 yang mengairahkan seluruh iman indonesia saat itu dan sayapun alumni aksi 212 tetapi ternyata berbeda lebih fokus pada problematika anak dan ayah seperti behind the scene aksi 212 dua tahun yang lalu pasti banyak kisah seru di balik aksi yang luar biasa jadi film ini bukan menceritakan isu-isu panas atau gara-gara si penista bukan sama sekali tetapi film ini menceritakan seseorang yang akan malin cinta islam conta kedamaian dan makin membuat cinta bukan sekedar omong kosong, kurangnya film ini saya merasa ada bagian yang potong seperti ketika pemain Hamas Syahid mengikat tali di kepala atau emang mungkin cuma di thailer saja... *allahu a'lam


Pokoknya nonton film ini mumpung masih berlayar dan kabar gembiranya film ini asli booming jangan sampai ketinggalan deh apalagi yang alumni 212 buruaan kita reuni di bioskop 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ku ingin ke jogja

Lebih baik tak pernah ada temu dari pada harus merindu berjumpa Lebih baik tak ada kenangan dari pada lelah harus terus mengenang Tidak  Leb...