Semenjak menjadi seorang pembina hidup saya perlahan menuju dewasa bukan menuju tetapi tepatnya agak di paksakan karena kondisi sebelum menikah saya harus di panggil atau di sapa ' Ummi' sama anak didik atau anak wali kamar yang saya di amanahkan. Seiring perjalanan waktu bersama anak ini hampir bersama dua tahun tidak pernah ada kekecewaan diantara kami, dia baik saya baik semua berjalan sesuai harapan, dia mengeluh saya menguatkan, dia bahagia saya bahagia sampai titik dimana hati saya dan dia berpaut saling mengasihi tetapi hari itu dia tiba-tiba ingin pulang ingin berhenti hingga bernada tinggi terhadap saya, saya kaget kok anak ini bisa teriak demikian terhadap saya sedikit kaget ada rasa sakit yang yang rasakan padahal dia hanya anak wali anak titipan dan sekedar status santri dan pembina tetapi rasa sakit di bentak anak wali sendiri ternyata sangat menyakitkan dan di sini saya sadar berapa kali saya teriak di orangtua saya berapa kali rasa sakit itu saya berikan kepada orangtua saya. Astaghfirullah banyak dosa jika sebagai anak kandung kita menyakiti hati orangtua kita, ayo berbaiki hubungan kita bersama orang yang telah melahirkan kita dan membesarkan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar