Seolah olah rangkaian satu tahun itu berlalu dengan sangat cepat dan kilat lambai tangan menyapa selamat datang belum usai sudah berada di puncak selamat tinggal
Bukan hanya kebisuan yang menerpa setiap hari janji yang kau bisikan di ujung desember belum terdengar di pertengahan bulan Juli kau tak melihat semua pohon tiba-tiba lebat dan mendekati rapuh padahal baru saja lokasi ini menjadi agenda penanaman bibit
Seperti pula hati ini yang terus terombang-ambing di tepi gunung merapi meneriakkan kata kenapa belum juga kenapa Tuhan terasa memihak pada awan yang mendung menguyur tanah yang basah
Tuhan
Salahkah aku meminta
Salahkah aku merasa sedih
Apakah aku harus menutup mata agar bisa mengunakan kaki ini melangkah
Tuhan
Di penghujung tabah ini mohon hembuskan sekali kalo kesabaran untuk bisa menanti lebih lama lagi atau mohon putuskan asa ini menjadi nyata agar tanah kering itu berubah menjadi lautan nestapa penuh lara
Aku ingin semua menjadi lebih nyata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar