4/04/18

Islam My Way

Belum genap setahun amarah kami tercuak kepada seorang gebernur yang menistakan agama dan beberapa kurcaci berkedok pelawak yang melecehkan agama kami agama Islam kini ada sosok yang baru seorang perempuan yang entah dari mana dan siapa yang membacakan puisi yang sok puitis tapi ternyata meringiskan hati, puisi yang bertema ibu indonesia itu malah menjadikan islam bersatu untuk merubuhkan keberanian dia dalam berpuisi.

Tidak ada yang salah dengan puisinya andai konten dalam puisi tidak membandingkan sesuatu hal yang tak harus di bandingkan "konde" dan "cadar" adalah sesuatu yang sangatlah berbeda  mengapa tidak membandingkan antara Hijab dan mantilla atau seutuhnya membahas mengenai keelokan ibu yang berkonde

Dan segala amarah dan kekesalan kami dia taburi dengan meminta maaf di depan media mengapa tidak minta maaf melalui puisi pula dan di tempat yang sama dengan jutaan mata penonton yang sama ketika dengan bangga berpuisi

Apakah dia tahu definisi meminta maaf
Kurasa dia pun tak tahu karena dia kurang tahu selama ini,  silahkan kumpulkan semua orang yang tersakiti dengan puisi itu lalu meminta maaflah pada Kami

Puisi yang dia bacakan sangatlah jelas betapa dia membenci agama kami yang lucu kalau dia tak tahu syariat islam dimana dia pernah mendengar kata cadar dan siapa yang memberi tahukan dia nama adzan

Terlalu kurang penghayatan dalam kata puisi dia  "aku tak tahu" terus tahunya dari mana? Kalau mau tahu kan ada google bisa gunakan handphone buat search "syariat islam" jelas sekali action yang dia buat ada unsur memancing atau menjatuhkan agama Islam dan niatnya menjatuhkan malah menambah kokoh pondasi kami

Ini juga sebagai pengingat buat kami semua untuk lebih sering berdakwah di tempat dimana tak ada kajian yang menjelaskan detail "syariat islam" para muballight seharusnya menumbuhkan ghirah berdakwahnya terpanggil di luar sana masih banyak orang yang belum tahu syariat islam atau bahkan orang sekirar kita


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ku ingin ke jogja

Lebih baik tak pernah ada temu dari pada harus merindu berjumpa Lebih baik tak ada kenangan dari pada lelah harus terus mengenang Tidak  Leb...