7/03/20

Lu ka

Manusia sang tanah yang penuh amarah
Selalu mengutamakan rasa kecewanya dibandingkan asa yang ada seolah-olah seperti longsor yang naik keatas gunung sulit diatur sukar di percaya

Manusia sang tanah yang penuh kesabaran selalu mengijinkan hujan membasahinya lalu sang ombak menutupi wajahnya tak sanggup lagi berkata dan tak sanggup lagi bertahta

Manusia sang tanah yang penuh air mata yang selalu membuka cela agar sang nyawa masuk kedalamnya ia terluka tertarik hingga lupa akan rasa terik

Marah

Kecewa

Luka

Seperti sebuah penghianatan terselubung dalam sanubari menjelaskan begitu rusak roda ini berputar, dengan mudahnya memuji lalu memutar keadaan

Angin kencang tak sanggup berjumpa hujan terlalu gerumuh hatinya berteriak sedangkan mulutnya tertutup petir di ujung lidahnya

Dia itu lelah pura-pura tegar dan baik hati semestinya hatinya tak sanggup menerima segala hal entah itu kebaikan atau keburukan hatinya terbiasa biasa biasa saja

Tak marah
Tak kecewa
Tak terluka

Tapi

Tak pula tertawa
Tak pula ramah
Tak pula menyapa

Dia adalah kesabaran yang tak ada batas dan wajar hanya ada satu kata

Menerima







Suatu hari kau akan kecewa di waktu bersamaan rasa percaya diri kamu runtuh dan kamu merasa tidak perlu menanggapi rasa ini. Itulah sabar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ku ingin ke jogja

Lebih baik tak pernah ada temu dari pada harus merindu berjumpa Lebih baik tak ada kenangan dari pada lelah harus terus mengenang Tidak  Leb...