Dahulu ketika angin menghembuskan udaranya di hadapan aku, aku hanya diam aku tak marah ataupun memarahinya dan aku tak berbuat apa apa namun mengapa angin itu kini membuat tetesan air mata dan membanjiri pipiku dengan isakan sakit hati, aku sakit hati melihat tingkah laku angin yang pecundang membiarkan semuanya merelakan atas kelakuannya yang aneh dan kebijakannya yang tak berarti, angin itu tak sadarkan diri dan aku tahu dia pasti tahu betapa aku ingin jauh dari angin.
Tinggalkan aku, walau waktu tak bisa berhenti dan biarkan aku jatuh dan tak bisa melangkah lagi dihadapanmu, aku diam aku tak bicara lagi aku bodoh ditengah perasaan sempurna ini, aku takkan sanggup melihat angin, pergilah dan pergilah aku takkan pernah mengejarmu walau sesaat, aku sudah pasrah padamu angin yang berwujud mimipi yang nyata , aku sudah tak bisa meminta lagi aku ingin melupakan semua cerita kita, angin..... kumohon pergilah dan menjauhlah ditengah kerasnya hatiku ini.
pergilah angin pada seseorang masih membutuhkanmu padanya yang masih mempunya mimipi , sapalah mereka yang percaya mimpi itu indah dan nyata, tengoklah orang yang sendiri itu yang terus membayangkan angin yang sempurna itu, dan sampaikanlah maaf aku yang sudah tak bisa menyukai angin beserta mimpinya, seharusnya kita tak saling mengenal sejak awal angin, carilah orang orang itu dan temanilah selamanya kalian bersama, jadilah peneduhnya saat hujan jadilah pengingat yang baiknya dan jadilah sayap yang melindunginya hanya untuknya .
saat ini mumpi jauh dariku duniaku memudar dan aku merasa hilang,, pergilah anginku bawa semua mimpi yang tersesat di pundakku, jangan pedulikan air mataku, jauhlah pergilah hianglah aku baik baik saja
:)#Akurapopo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar